Berikut Makalah tentang Periodesasi Manusia, - Kumpulan Contoh Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan
manusia sebagai pribadi. Para ahli psikologi
juga tertarik akan masalah seberapa jauhkan perkembangan manusia tadi
dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya.[1]
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.[2]
Sebagian ahli psikologi ada yang tidak membedakan
antara "perkembangan" dan "pertumbuhan", bahkan ada yang
lebih mengutamakan pertumbuhan. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa orang yang
berkembang tadi bertambah kemampuannya dalam berbagai hal, lebih mengalami
diferensiasi dan pada tingkat yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi.
Maka, istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah
besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah
perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala
psikologis yang muncul.
Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan
psikis, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat tertawa,
berbicara, berjalan, dan sebagainya, perkembangan juga berkaitan dengan belajar
khususnya mengenai isi proses perkembangan : apa yang berkembang berkaitan
dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari,
misalnya apakah melalui memorisasi (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut
menentukan perkembangan[3].
Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
BAB II
PERMASALAHAN
Dalam makalah ini kami akan mengetengahkan beberapa
permasalahan atau perntanyaan mengeai hal-hal yang berkaitan dengan periodesasi
perkembangan manusia. Pertanyaan-pertanyaan itu diantaranya sebagai berikut :
1.
Bagaimana Perkembangan
bayi pada periode Prenatal?
2.
Setelah Periode
Prenatal berakhir, hal apa yang terjadi dalam periode perkembangan bayi setelah
masa kelahiran?
Dari kedua hal tersebut, akan kami jabarkan dalam
bab ketiga yang akan diperkuat dengan berbagai referensi yang telah kami ambil.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Pengertian
akan reproduksi dan perkembangan manusia makin dirasa perlu dalam masyarakat
yang makin maju. Secara biologi hidup dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan,
yaitu pada pembuahan telur oleh spermatozoma. Bila spermatozoma laki-laki
memasuki dinding telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi, tetapi mungkin masih
merupakan tanda tanya apakah perkembangan psikologi juga dimulai pada saat itu.
Pendapat aliran "homunculus" dalam abad pertengahan mengatakan bahwa
perkembangan psikologi sudah dimulai pada waktu konsepsi.
A.
Periode
Prenatal (dalam Kandungan)
Dalam periode ini kemungkinan terjadi pembuahan
telah ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28 hari, seringkali sekitar
pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung telur
menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke rahim.
Perjalanan ini biasanya memakan waktu 3 sampai 7
hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur
itu di dalam rahim. Bila telur dalam perjalanan ke rahim berjumpa dengan
spermatozoma dan spermatozoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pada
detik itu hal-hal sebagai berikut ; sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil
dari dirinya, bagian-bagian itu disebut kromosom. Pada saat itu pecahlah inti
telur dan lepaslah 23 kromosom. Kromosom ayah dan ibu lebur menjadi satu dan
membentuk bakal keturunan bagi anak. Kromosom tadi mengandung bagian yang lebih
kecil yang membawa faktor-faktor keturunan yang sesungguhnya. Bagian-bagian
yang kecil tadi disebut gen. Inilah gambaran singkat terjadinya pembuahan
antara sperma dan telur yang dapat berubah menjadi zigot/embrio yang nantinya
merupakan anak atau keturunan.
Urutan perkembangan dalam periode prenatal telah
pasti dan tidak dapat diubah, kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat
kelamin, dan alat-alat berkembang dengan urutan yang tertentu dan juga kurang
lebih pada usia prenatal yang sama pada semua janin (fetus). Perkembangan yang
teratur itu sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat
penting. Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua
janin selalu dapat memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat
melencangkan lengannya.
Meskipun perkembangan tersebut telah ditentukan
secara biologis, namun dapat terjadi pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat
menghambat perkembangan tadi, antara lain :
- Pengaruh Lingkungan
a.
Faktor ekstern
Jaffe[4]
membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi
tingkah laku prenatal dalam bidang ; tingkah laku motorik, gerak bebas,
pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif, dan tingkah laku persetubuhan.
Penelitian mengenai akibat penyinaran membuktikan akan adanya hubungan antara
umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinara pada satu pihak dengan besar
kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak dosis penyinaran, makin buruk
akibatnya. Selain itu pemakaian obat-obatan jelas memberikan pengaruh terhadap
tingkah laku, meskipun tidak tampak tanda-tanda morfologis, seperti ; softenon
atau thalidomid yang dapat mengakibat kecacatan pada janin.
b.
Ketegangan
Emosional
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow
Springs, Ohio) yang telah mengadakan penelitian sejak tahun 1929 membuktikan
bahwa para wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling
aktif. Dalam delapan kasus dalam Institut Fels ditunjukkan adanya kenaikan
aktivitas yang sangat menyolok pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi para
ibu (misalnya pada kasus karena ancaman pembunuhan oleh suami, kecelakaan lalu
lintas dengan akibat yang serius)
c.
Takhayul dan
Kenyataan (di Indonesia)
Di Indonesia banyak dipermasalahkan mengenai
pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan dilahirkan,
misalnya ; bila ayah atau ibu membunuh seekon hewan (contoh ular), pada waktu ibu
sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar sirip ular pada kulitnya.
- Sikap Ibu
Sejak lama telah dimengerti bahwa sikap menolak
dari pihak ibu terhadap janin dalam kandungan akan diteruskan sesudak anak
dilahirkan. Tetapi beberapa penelitian Geissler (1965)[5]
di Jerman Timur dan Sears et al (1957) di Amerika menunjukkan bahwa lebih dari
90% jumlah ibu yang semula bersikap menolak, berubah mempunyai sikap yang
positif terhadap anak sesudah dilahirkan.
B.
Periode
Kelahiran dan Perkembangannya
1.
Teori mengenai
Kelahiran
Kelahiran merupakan dorongan bagi para penulis
untuk memberikan interpretasi-interpretasi bagaimana suatu fetus yang sama
sekali tergantung tiba-tiba berubah menjadi seorang anak yang bebas (Portmann,
1961) seorang ahli Zoologi Swiss menyebutnya sebagai "Extrauterine
Fruhjar". Menurut dia bahwa seseorang harus melewati suatu uterus
sosial dalam perkembangan bukannya suatu kebetulan saja, melainkan memang
dimaksudkan untuk memungkinkan pemenuhan tiga macam tugas perkembangan yang
paling utama, yaitu : berdiri, berbicara, dan berfikir.
Gehlen mengemukakan
mengenai manusia sebagai "Mangelwesen", artianya bahwa manusia
dibandingan dengan hewan menyusui tingkat tinggi mempunyai
kekurangan-kekurangannya. Bayi yang baru dilahirkan membutuhkan perlindungan,
dia belum bisa apa-apa, ia sama sekali dalam keadaan tergantung.[6]
Rank
seorang ahli psiko-analisis murid Freud mengemukakan mengenai "trauma
kelahiran", artinya bahwa kelahiran bagi seorang anak merupakan suatu
penghayatan yang dramatis, putusnya tali pusat tidak hanya berarti biologis
putus, melainkan juga psikologis putus. Anak menjadi lepas dan tidak terlindung
lagi. Jeritan pertama menunjukkan kecemasan yang alami.[7]
2.
Tahun Pertama
setelah Kelahiran
Sesudah dilahirkan maka bayi menunjukkan banyak
gerak reflekss. Dahulu orang berpendapat bahwa masa ini kurang ada perkembangan
psikologis yang menarik karena anak hanya melakukan tingkah laku yang
instinktif. Penelitian-penelitian dilakukan mengenai tingkah laku instinktif
apa saja yang dilakukan anak pada hari-hari pertama sesudah dilahirkan. Untuk
lebih jelas lihiatlah tabel di bawah ini :[8]
Umur bayi
|
Tahapan perkembangan (Aspek fisik,
sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
|
Hal yang disukai bayi
|
0-1 bulan
|
Menunjukkan
perilaku pemicu kasih sayang, menangis, meringkuk, mendekut, Mengangkat
kepala, Tangan terkepal erat, Menangis, mendengkur, tersenyum, menangis di
saat tidur, penglihatan masih buram , Tidur, bangun, makan, secara tidak
menentu, Tingkah lakunya lebih sering dilakukan secara refleks
|
Sentuhan kulit
de-ngan kulit, digen-dong dengan ta-ngan, makan tan-pa dijadwal, me-ngadakan
kon-tak mata, dan mende-ngar suara bunda
|
2 bulan
|
Terhubung secara
visual dengan bunda
Lengan dan kaki relaks, kepala diangkat setinggi 45 derajat, kepala masih terhuyung bila digendong dalam keadaan duduk Sebagian jari mulai membuka, mulai dapat menggenggam giring-giring Ia bisa menjerit, membuat suara seperti sedang minum, dada berbunyi Tersenyum dengan responsif, bisa membaca suasana hati orangtua, sibuk dengan ibu jarinya, mengadakan kontak mata, memerhatikan orang yang bergerak, menangis bila diturunkan dari gendongan Mulai senang berkomunikasi, protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat. Membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau disusui |
Digendong dalam
kain gendongan, melihat ke arah yang bergerak, suka musik klasik, berbaring
di dada ayah
|
3 bulan
|
Memainkan tangan
Lengan dan kaki digerakkan secara sempurna, dapat membuat gerakan bebas dan memutar Kepala diangkat lebih tinggi dari punggung, kepala bisa diangkat tegak saat digendong Berguling Sudah bisa menggoyangkan giring-giring, bisa mengisap ibu jari Membuat suara lebih keras, mulai tertawa Bisa menyebabkan orang bereaksi dengan senyum, tangisan, dan bahasa tubuh |
Bersandar di
dada bunda, bermain dengan tangannya sendiri, menunjuk ke sesuatu yang
bergerak
|
4 bulan
|
Bisa mengamati
dengan akurat, sudah bisa mengangkat lengan ketika ingin digendong, tertawa
geli bila digelitik
Bisa memeluk dengan dua tangan, menggenggam, memegang dada bunda Mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap Tahu bahwa orang dan benda memiliki nama (contohnya kucing) |
Menyapa si
pengasuh dan mengajaknya bermain, memainkan jemari, bermain dengan mainan
bayi, menggelindingkan bola, posisi menghadap ke depan bila digendong
|
5 bulan
|
Meraih sesuatu
dengan satu tangan
Berguling ke belakang, bisa melakukan posisi push-up, bisa mengjangkau jari kaki, mainan dapat dipindahkan dari tangan yang satu ke tangan lainnya dan ke mulut Menengok ke arah orang yang berbicara, berusaha meniru suara-suara, tertarik pada warna, menggunakan tangan untuk mendorong bila ia sedang tidak mau diganggu |
Mendorong dengan
menggunakan kaki, memencet hidung bunda, menarik rambut, meraba dan
menyembunyikan mainannya, duduk di kursi bayi dan bermain di pangkuan,
bermain cilukba
|
6 bulan
|
Duduk sendiri,
berguling-guling, berdiri dengan berpegangan
Menunjuk mainan, sudah bisa menjumput Senang akan suaranya: berteriak, tertawa, menggeram, serta meniru sikap wajah dengan lebih baik Lebih lama bermain |
Bermain dengan balok-balok,
membanting mainan, diayun-ayun, bila digendong posisinya berubah menjadi di
pinggang
|
6-9 bulan
|
Merangkak, duduk
tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri, menjumput denganibu jari dan
telunjuk, makan sendiri (berantakan), menjatuhkan mainan
Terus merespon bila namanya disebut |
Bergoyang
seirama musik, bermain cilukba, memainkan makanan, permainan yang menggunakan
kata-kata dan irama, menggelindingkan bola, tertarik pada objek kecil
|
9-12 bulan
|
Sering
merangkak, dari duduk bisa menjadi merangkak sendiri, berkeliling di sekitar
perabotan, berdiri tanpa berpegangan, langkah pertama masih kaku, belum tegap
Menggenggam erat, menunjuk dan mencongkel dengan jari telunjuk, menumpuk dan menjatuhkan balok-balok, menunjukkan dominasi tangan Mengatakan “mama†dan “dadaâ€, mengerti kata ‘tidak’, mengerti sikap tubuh seperti melambaikan tangan Menunjukkan ingatannya akan kejadian yang baru berlalu, ingat letak mainannya ketika tertutupi Berhenti menangis ketika bertemu bunda, menunjukkan kegelisahan akibat perpisahan |
Bermain dengan
wadah-wadahan: mencampur, mengisi, menimbun. Merogoh isi kantong ayah,
mengamati diri sendiri di depan cermin, membanting dan mencocokkan tutup
dengan wadah, menumpuk dua atau tiga balok
|
Dalam sumber yang lain juga
dipaparkan beberapa tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam tahun pertama,
yakni :[9]
Umur Bayi
|
Tahapan perkembangan (Aspek fisik,
sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
|
Bulan
Pertama:
|
Bayi yang baru lahir
boleh melihat bayang-bayang. Dia boleh mengecam dan tertarik kepada bunyi.
Dia akan tidur sepanjang hari.
|
Bulan
kedua:
|
Bayi akan menoleh ke arah
bunyi dan menangis dengan nada yang berlainan untuk memberi isyarat lapar,
kurang selesa atau seronok. Bayi boleh memegang benda-benda dengan sendiri
dan bayi boleh juga berjaga pada waktu yang lebih lama. Dia juga boleh tidur
sepanjang malam.
|
Bulan
ketiga:
|
Bayi mula mengukir
senyuman dan mengagah. Dia kurang menangis dan tidur lebih nyenyak pada waktu
malam. Bayi pada peringkat ini biasanya boleh menegakkan kepalanya ketika
meniarap.
|
Bulan
keempat:
|
Bayi lebih giat dan suka
bermain. Dia memilih waktu menyusu untuk bermain dan men cuba sesuatu.
Pandangannya lebih tajam dan dia suka pada warna terang.
|
Bulan
kelima:
|
Berat badan lahirnya dua
kali ganda dan dia lebih aktif. Dengan bertambah'llya penguasaan belakang dan
otot kakinya membolehkan dia mengimbang dirinya dengan sendiri dan duduk
dalam masa yang agak lama. Dia mula mencapai sesuatu benda, menyelaras mata
dan pergerakan tangan.
|
Bulan
keenam:
|
Sekarang dia boleh duduk
dengan mudah. Dia mula menunjukkan pergerakan yang akan membawa kepada
merangkak. Dia juga mula menyebut beberapa bunyi.
|
Bulan
ketujuh:
|
Kebanyakan bayi sekarang
sudah aktif merangkak, mereka juga boleh memegang sesuatu benda atau mengubah
benda itu dari satu tangan ke satu tangan lagi. Makan secara sendiri boleh
dimulakan. Gigi mula tumbuh pda waktu ini dengan munculnya salah satu batang
gigi kacip rahang bawah. Bayi mula menye.but perkataan seperti
"mama" atau "dada".
|
Bulan
kelapan:
|
Bayi mula berdiri,
menggunakan sesuatu sebagai membantunya. Sekarang bayi anda bergerak dengan
lebih baik, anda tidak harus meninggalkan benda-benda yang mungkin bahaya
jika dimasukkan ke dalam mulutnya bertaburan.
|
Bulan
kesembilan:
|
Sekarang kebanyakan bayi
pandai merangkak. Mereka cuba
berdiri dengan sendirinya dengan sokongan sebelah tangan. Mula memahami
arahan ataupun perkataan mudah.
|
Bulan
kesepuluh:
|
Bayi mula berjalan
sekiranya kedua-dua belah tangannya dipegang. Dia menyambungkan perkataan
dengan gerak-geri dan mengulangi perkataan atau bunyi berkali-kali.
|
Bulan
kesebelas:
|
Seorang bayi mung kin
dapat berdiri dari keadaan duduk menjelang waktu ini. Apabila berdiri dia
boleh menoleh ke kiri atau ke kanan. Dia boleh duduk bertinggung untuk mengambil
sesuatu benda dan mula mengawal pergerakan sudu dari tangan ke mulutnya.
Sekarang dia boleh bertutur beberapa patah perkataan yang boleh difahaminya.
|
Bulan
kedua
belas:
|
Sekarang bayi itu bersiap
sedia untuk melakukan langkah yang pertama. Kadang-kadang dia boleh berjalan
digabungkan dengan gerakan lain seperti melambai atau membawa barang. Dia
boleh memanjat katilnya atau kandang permainannya.
|
Sebagai orang tua hal penting yg harus anda sadari adalah bahwa kemampuan motor kasar setiap anak berbeda. Memang sebagian besar anak sudah dapat berjalan pada usia 12 bulan, misalnya. Akan tetapi bukan tindak mungkin ada anak yg sudha dapt berjalan dengan baik saat berusia 8 bulan, atau sebaliknya, ada anak yg baru dapat berjalan pada usia 14 bulan. Yang penting anda amati dalam fase berjalan ini adalah, anak banyak melatih dirinya sendiri sebelum belajar berjalan. Misalnya saja di usia 10 bulan ia sudah dapat melangakkan kakinya sambil tangannya anda pegang (fase latihan berjalan). Itu artinya ia memiliki kemampuan untuk dapat berjalan. Hanya saja, mungkin ia membutuhkan waktu lebih banyak dari anak lainnya untuk sampai pada tahap proses berjalan tanpa bantuan.
Memang hal yg sulit untuk membedakan apakah perkembangan motor kasar si kecil sudah termasuk mnormal atau tidak, karna laju perkembangan setiap anak berbeda. Yang penting bagi anda adalah, memantau perkembangan motor anak, apakah terlambat atau sesuai jadwal. Bila ada keterlambatan maka hal inilah yg perlu diperhatikan dengan seksama. Karena ada kemungkinan jika perkembangan motor anak sudah terlambat sejak awal, maka keterlambatan itu akan merembet pada perkembangan motor lainnya. Misalnya saja bayi berusia 5 bulan masih mengepalkan tangannya saat digendong dan membanting-bantingkan dirinya ke belakang, curigailah bawah hal ini bukan keterlambatan yg normal.[10]
a. Perkembangan Motor Terlambat
Sebenarnya anda dapat mendeteksi keterlambatan motorik aksar anak. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1) Bayi terlalu kaku atau terlalu lemah
Perhatikanlah apabila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat diangkat saat digendong. Ini menunjukkan motorik aksar si kecil terlalu lemah.
2) Gerak anak kurang aktif
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya pada usia 6 bulan belum dapat tengkurap.
b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap anak
1) Ukuran kepala abnormal
Anak yg kepalanya terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya kasus Hidrosefalus (cairan menimbun dalam otak) atau mikrosefalus (kepala kecil akrena otak tidak tumbuh dengan maksimal).
2) Proses persalinan tidak mulus
Proses kelahiran sulit misalnya persalinan macet (bayi tidak dapat keluar sehingga bayi tidak langsung menangis) ini juga dapat mengganggu perkembangan motor kasar si kecil.
c. Penyebab keterlambatan motor kasar.
Penyebab ketelambatan motor kasar, menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti Celebral Palsy (gangguan sistem motorik yg disebabkan oleh kerusakan bagian otak yg mengatur otot-otot tubuh), perdarahan otak, benturan (trauma) kepala yg berat, adanya kelainan sumsum tulang belakang, penyakit saraf tepi, atau Poliomielitis yg menyebabkan kelumpuhan, dan terakhir Distrofia Muskulorum atau penyakit otot.
d. Faktor pengahambat lainnya.
Selain berbagi penyebab keterlambatan motorik kasar anak, ada juga faktor-faktor yg dapat mengahambat motorik aksar anak, yaitu :
Trauma di kepala, misalnya akibat kelahiran yg sulit Anak yg memiliki intelegensia rendah Kelahiran prematur
Anak kekurangan gizi sehingga otot-otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik dan ia tidka memiliki tenaga yg cukup untuk melakukan aktivitas. Anak yg sangat behati-hati ketika belajar berjalan. Anak takut jatuh atau cedera, padahal ia sudah dapat berjalan sambil dipegang tangannya. Tetapi kalau pegangannya lepas si kecil akan mogok berjalan dan langsung duduk.
Orangtua yg terlalu protekftif (melindungi) sehingga menghambat anak untuk melatih ketrampilan motorik kasarnya.
e. Cara Mengatasi Keterlambatan
Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motor kasar si kecil, harus segera ditelusuri penyebabnya sebelum menentukan apa yg harus dilakukan. Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh (terhadap jenis kelamina anak) atau orangtua yg terlalu protekftif, maka pertama-tama yg harus diubah adalah sikpa orang tua. Orang tua harus membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidka membahayakan si kecil. Dengan upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan motor kasarnya.
Tetapi kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Berbagai kelainan tersebut misalnya otot yg tidak berkembang secara optimal atau karena adanya gangguan saraf tepi, kelainan sumsum tulang belakang, kurangnya tenaga untuk beraktivitas, ukuran kepala bayi yg abnormal serta kerusakan susunan saraf pusat. Melalui berbagai pemeriksaan dokter dapt mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
Selain kedua hal di atas masalah keterlambatan perkembangan motor kasar si kecil dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yg terjadi tata laksana yg dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain melalui fisioterapi. Fisioterapi dapat menajdi salah satu alternatif jalan keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan motor kasarnya diharapkan berkembang optimal.
Untuk menjadi manusia yg sempurna sejak dalam kandungan bayi mengalami proses tumbuh kembang yg kompleks. Dan hal ini berlangsung tahp demi tahap seiring dengan bertambahnya usia seorang anak. Bisa saja tahapan perkembangan motor anak tidak sesuai dengan perkembangan normal.
Karena pertumbuhan dan perkembangan setiap anak memang tidak sama, tetapi seperti diketahui, keterlambatan ini ada yg tergolong normal, sebaliknya ada yg tidak. Bila masih tergolong normal dengan lingkungan yg mendukung atau rangsangan yg tepat maka keterlambatan ini bisa dikejar. Tapi bila keterlambatannya karena suatu kelainan maka anak harus mendapat penanganan yg tepat.
Oleh karena itu disinilah peran penting orang tua untuk memantau dan memperhatikan perkembangan anak tahap demi tahap. Dengan demikian bila ada kelainan dapat segera diketahui dan ditangani secara cepaat dan tepat.
Memang hal yg sulit untuk membedakan apakah perkembangan motor kasar si kecil sudah termasuk mnormal atau tidak, karna laju perkembangan setiap anak berbeda. Yang penting bagi anda adalah, memantau perkembangan motor anak, apakah terlambat atau sesuai jadwal. Bila ada keterlambatan maka hal inilah yg perlu diperhatikan dengan seksama. Karena ada kemungkinan jika perkembangan motor anak sudah terlambat sejak awal, maka keterlambatan itu akan merembet pada perkembangan motor lainnya. Misalnya saja bayi berusia 5 bulan masih mengepalkan tangannya saat digendong dan membanting-bantingkan dirinya ke belakang, curigailah bawah hal ini bukan keterlambatan yg normal.[10]
a. Perkembangan Motor Terlambat
Sebenarnya anda dapat mendeteksi keterlambatan motorik aksar anak. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1) Bayi terlalu kaku atau terlalu lemah
Perhatikanlah apabila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat diangkat saat digendong. Ini menunjukkan motorik aksar si kecil terlalu lemah.
2) Gerak anak kurang aktif
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya pada usia 6 bulan belum dapat tengkurap.
b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap anak
1) Ukuran kepala abnormal
Anak yg kepalanya terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya kasus Hidrosefalus (cairan menimbun dalam otak) atau mikrosefalus (kepala kecil akrena otak tidak tumbuh dengan maksimal).
2) Proses persalinan tidak mulus
Proses kelahiran sulit misalnya persalinan macet (bayi tidak dapat keluar sehingga bayi tidak langsung menangis) ini juga dapat mengganggu perkembangan motor kasar si kecil.
c. Penyebab keterlambatan motor kasar.
Penyebab ketelambatan motor kasar, menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti Celebral Palsy (gangguan sistem motorik yg disebabkan oleh kerusakan bagian otak yg mengatur otot-otot tubuh), perdarahan otak, benturan (trauma) kepala yg berat, adanya kelainan sumsum tulang belakang, penyakit saraf tepi, atau Poliomielitis yg menyebabkan kelumpuhan, dan terakhir Distrofia Muskulorum atau penyakit otot.
d. Faktor pengahambat lainnya.
Selain berbagi penyebab keterlambatan motorik kasar anak, ada juga faktor-faktor yg dapat mengahambat motorik aksar anak, yaitu :
Trauma di kepala, misalnya akibat kelahiran yg sulit Anak yg memiliki intelegensia rendah Kelahiran prematur
Anak kekurangan gizi sehingga otot-otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik dan ia tidka memiliki tenaga yg cukup untuk melakukan aktivitas. Anak yg sangat behati-hati ketika belajar berjalan. Anak takut jatuh atau cedera, padahal ia sudah dapat berjalan sambil dipegang tangannya. Tetapi kalau pegangannya lepas si kecil akan mogok berjalan dan langsung duduk.
Orangtua yg terlalu protekftif (melindungi) sehingga menghambat anak untuk melatih ketrampilan motorik kasarnya.
e. Cara Mengatasi Keterlambatan
Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motor kasar si kecil, harus segera ditelusuri penyebabnya sebelum menentukan apa yg harus dilakukan. Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh (terhadap jenis kelamina anak) atau orangtua yg terlalu protekftif, maka pertama-tama yg harus diubah adalah sikpa orang tua. Orang tua harus membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidka membahayakan si kecil. Dengan upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan motor kasarnya.
Tetapi kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Berbagai kelainan tersebut misalnya otot yg tidak berkembang secara optimal atau karena adanya gangguan saraf tepi, kelainan sumsum tulang belakang, kurangnya tenaga untuk beraktivitas, ukuran kepala bayi yg abnormal serta kerusakan susunan saraf pusat. Melalui berbagai pemeriksaan dokter dapt mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
Selain kedua hal di atas masalah keterlambatan perkembangan motor kasar si kecil dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yg terjadi tata laksana yg dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain melalui fisioterapi. Fisioterapi dapat menajdi salah satu alternatif jalan keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan motor kasarnya diharapkan berkembang optimal.
Untuk menjadi manusia yg sempurna sejak dalam kandungan bayi mengalami proses tumbuh kembang yg kompleks. Dan hal ini berlangsung tahp demi tahap seiring dengan bertambahnya usia seorang anak. Bisa saja tahapan perkembangan motor anak tidak sesuai dengan perkembangan normal.
Karena pertumbuhan dan perkembangan setiap anak memang tidak sama, tetapi seperti diketahui, keterlambatan ini ada yg tergolong normal, sebaliknya ada yg tidak. Bila masih tergolong normal dengan lingkungan yg mendukung atau rangsangan yg tepat maka keterlambatan ini bisa dikejar. Tapi bila keterlambatannya karena suatu kelainan maka anak harus mendapat penanganan yg tepat.
Oleh karena itu disinilah peran penting orang tua untuk memantau dan memperhatikan perkembangan anak tahap demi tahap. Dengan demikian bila ada kelainan dapat segera diketahui dan ditangani secara cepaat dan tepat.
3.
Tahun Kedua
setelah Kelahiran
Tahap perkembangan pada periode tahun kedua ini
setelah kelahiran merupakan tahap penyempurnaan dari tahap pertama. Sebagai
bahan pertimbangan akan kami perlihatkan tabel perkembangan bayi pada tahun
kedua setelah kelahiran sebagai berikut :
Umur
bayi
|
Tahapan perkembangan (Aspek fisik,
sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
|
Hal
yang disukai bayi
|
12-15 bulan
|
Berjalan
Menggunakan peralatan seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih gampang dipakaikan baju Mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti, mengenali nama dan menunjuk ke orang yang ia kenal, tertawa saat melihat gambar lucu Mulai mempelajari cara mencocokkan sesuatu |
Mendorong dan
menarik mainan ketika berjalan, melempar bola, permainan dengan menyentuh,
mengosongkan laci dan mengam-bil isinya, menje-lajahi bahu ayah, berbicara
pada mainan, meniru suara binatang
|
15-18 bulan
|
Mengerti bahasa
sederhana, mengendarai mainan beroda empat, mencoba menendang bola walau
sering meleset, membuka laci, menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi
makanan berkuah
Mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti Mengamati bermacam bentuk, mengenali gambar di buku Berlari walau kadang-kadang terjatuh |
Mendorong kereta
mainan, menge-tukkan palu karet mainan, melaku-kan permainan bagian-tubuh “mana Hidungâ€, menari seirama dengan musik, memutar dan
menekan kenop, bermain cilukba dan berkejaran
|
18-24 bulan
|
Lancar berjalan
dan berlari, bisa memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu, menaiki
tangga tanpa bantuan
Mengerti bahasa sehari-hari Membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk di kursi tanpa bantuan Mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti Mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis, mengerti dua perintah sekaligus |
Menarik kereta
mainan, membantu di dalam rumah, berjungkir balik, berdiri di atas pijakan,
menggunakan rak, meja, dan kursinya sendiri untuk bermain, “membaca†buku bergambar sambil membalik-balik halaman
|
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Pemaparan demi pemaparan yang telah kami tulis
dalam makalah ini merupakan hal yang bisa dikatakan lumrah yang dilalui oleh
umumnya manusia sebagai makhluk yang dapat berkembang. Untuk itu dalam makalah
ini dapat kami ambil kesimpulan-kesimpulan yang diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Periodesasi perkembangan manusia terjadi akibat
proses biologis hidup yang dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan.
2. Perkembangan manusia merupakan sebagian kecil
daripada bagian lain dari mahkluk hidup di dunian ini yang juga melakukan
perkembangan sebagai hukum alam yang telah ditentukan oleh Tuhan sang Pencipta.
3. Tahapan dan juga pengaruh perkembangan bayi bukan
hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam saja, melainkan faktor luar ; termasuk
lingkungan, obat-obatan, dan juga ibu dari si bayi.
4. Dalam periodesasi perkembangan bayi dari hari,
bulan, dan tahun memerlukan perhatian yang ekstra baik dari ayah maupun dan
ibunya.
B.
Saran
Sebagai pertimbangan dalam makalah ini kami juga
mengetengahkan beberapa saran-saran yang mungkin bisa dipetik sebagai bahan
acuan dalam proses periodesasi perkembangan manusia, khususnya sejak bayi dalam
kandungan sampai kelahiran umur 2 tahun, yang diantaranya sebagai berikut :
1.
Sebagai seorang
ibu dalam masa kehamilan hendaknya menjaga berbagai pengaruh yang mungkin dapat
mempengaruhi perkembangan si bayi, baik pengaruh dari luar maupun dari dalam.
2.
Adanya
koordinasi dan saling bekerjasama antara si ayah dan si ibu dalam masa
perkembangan si bayi
BAB V
PENUTUP
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, berkat
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tanpa halangan suatu apapun sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan yang diampu oleh Dosen yang terhormat Ibu Asma'ul Husna, S.Ag.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan
dan arahan beliau yang telah memberikan berbagai pengertian dan pemahaman
mengenai ilmu psikologi khususnya yang berkaitan perkembangan. Selain itu buku-buku
referensi juga kami pakai sebagai penguat makalah ini, yang mana nantinya
semoga dapat bermanfaat untuk kami pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini juga tidak lepas dari peran para
pembaca yang dengan rendah hati kami meminta sebuah kritik dan sarannya sebagai
bahan penyempurnaan, sehingga dapat memperbaiki dan menjadikan kepastian (valid)
data-data dalam makalah ini.
Demikian kiranya yang dapat kami ketengahkan dalam
makalah ini, semoga dalam pembahasan ini dapat menjadikan manfaat bagi kita
sekalian. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Bonus buklet majalah Ayahbunda 2002
Edaran
Salindah.com Ahad, 18 Mei 2008 | 12 Jamadil Awal 1429 Hijrah
F.J. Monks, A.M.P. Knoers &
Haditono, Siti Rahayu. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. 1966. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta
Geissler, A. Die Einstellung von
Frauen zur Schwangerschaft und zum Kind. dalam Psychologie als gesselschaft liche
Produktivkraft. Berlin:
V.E.B. Deutscher Verlag der Wissenschaften, 1965
Gehlen, A. Der Mensch. Seine
Natur und seine Stellung in der Welt. Berlin:
De Gruyter, 1941
Jaffe, D.T. & Alman, L.R. (eds) Reading in adult
psychology: contemporary perspectives. London: Harper & Row, 1977.
Knoers, A.M.P. Leren en ontwikkeling.
A continuing story, Indo, Tijdschrift voor Onderwijswetensch, 16, 45-60,
1985
Muchow, H.H. Jugend und Zeitgeist.
Hamburg:
Rowohlt, 1962
Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai
Pustaka. Cet. 17
Rank, O. Das Trauma der Geburt.
Wien. 1942.
Sumber dari Majalah Info Bunda Tahun
2008
Werner, H. Einfahrung in die
Entwicklungspsychologie. Munchen: J.A. Barth, 1959