Sunday, 14 December 2014

MAKALAH PERIODESASI PERKEMBANGAN MANUSIA

Berikut Makalah tentang Periodesasi Manusia, - Kumpulan Contoh Makalah
BAB I
PENDAHULUAN

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Para ahli psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhkan perkembangan manusia tadi dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya.[1] Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.[2]
Sebagian ahli psikologi ada yang tidak membedakan antara "perkembangan" dan "pertumbuhan", bahkan ada yang lebih mengutamakan pertumbuhan. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa orang yang berkembang tadi bertambah kemampuannya dalam berbagai hal, lebih mengalami diferensiasi dan pada tingkat yang lebih tinggi, lebih mengalami integrasi. Maka, istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul.
Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat tertawa, berbicara, berjalan, dan sebagainya, perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan : apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Disamping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari, misalnya apakah melalui memorisasi (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan perkembangan[3]. Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
BAB II
PERMASALAHAN


Dalam makalah ini kami akan mengetengahkan beberapa permasalahan atau perntanyaan mengeai hal-hal yang berkaitan dengan periodesasi perkembangan manusia. Pertanyaan-pertanyaan itu diantaranya sebagai berikut :
1.       Bagaimana Perkembangan bayi pada periode Prenatal?
2.       Setelah Periode Prenatal berakhir, hal apa yang terjadi dalam periode perkembangan bayi setelah masa kelahiran?
Dari kedua hal tersebut, akan kami jabarkan dalam bab ketiga yang akan diperkuat dengan berbagai referensi yang telah kami ambil.




BAB III
PEMBAHASAN MASALAH


Pengertian akan reproduksi dan perkembangan manusia makin dirasa perlu dalam masyarakat yang makin maju. Secara biologi hidup dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatozoma. Bila spermatozoma laki-laki memasuki dinding telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi, tetapi mungkin masih merupakan tanda tanya apakah perkembangan psikologi juga dimulai pada saat itu. Pendapat aliran "homunculus" dalam abad pertengahan mengatakan bahwa perkembangan psikologi sudah dimulai pada waktu konsepsi.
A.    Periode Prenatal (dalam Kandungan)
Dalam periode ini kemungkinan terjadi pembuahan telah ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28 hari, seringkali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung telur menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke rahim.

Perjalanan ini biasanya memakan waktu 3 sampai 7 hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur itu di dalam rahim. Bila telur dalam perjalanan ke rahim berjumpa dengan spermatozoma dan spermatozoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pada detik itu hal-hal sebagai berikut ; sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya, bagian-bagian itu disebut kromosom. Pada saat itu pecahlah inti telur dan lepaslah 23 kromosom. Kromosom ayah dan ibu lebur menjadi satu dan membentuk bakal keturunan bagi anak. Kromosom tadi mengandung bagian yang lebih kecil yang membawa faktor-faktor keturunan yang sesungguhnya. Bagian-bagian yang kecil tadi disebut gen. Inilah gambaran singkat terjadinya pembuahan antara sperma dan telur yang dapat berubah menjadi zigot/embrio yang nantinya merupakan anak atau keturunan.
Urutan perkembangan dalam periode prenatal telah pasti dan tidak dapat diubah, kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin, dan alat-alat berkembang dengan urutan yang tertentu dan juga kurang lebih pada usia prenatal yang sama pada semua janin (fetus). Perkembangan yang teratur itu sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting. Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua janin selalu dapat memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan lengannya.
Meskipun perkembangan tersebut telah ditentukan secara biologis, namun dapat terjadi pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat menghambat perkembangan tadi, antara lain :
  1. Pengaruh Lingkungan
a.       Faktor ekstern
Jaffe[4] membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku prenatal dalam bidang ; tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif, dan tingkah laku persetubuhan. Penelitian mengenai akibat penyinaran membuktikan akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinara pada satu pihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak dosis penyinaran, makin buruk akibatnya. Selain itu pemakaian obat-obatan jelas memberikan pengaruh terhadap tingkah laku, meskipun tidak tampak tanda-tanda morfologis, seperti ; softenon atau thalidomid yang dapat mengakibat kecacatan pada janin.
b.       Ketegangan Emosional
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang telah mengadakan penelitian sejak tahun 1929 membuktikan bahwa para wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif. Dalam delapan kasus dalam Institut Fels ditunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi para ibu (misalnya pada kasus karena ancaman pembunuhan oleh suami, kecelakaan lalu lintas dengan akibat yang serius)
c.       Takhayul dan Kenyataan (di Indonesia)
Di Indonesia banyak dipermasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan dilahirkan, misalnya ; bila ayah atau ibu membunuh seekon hewan (contoh ular), pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar sirip ular pada kulitnya.
  1. Sikap Ibu
Sejak lama telah dimengerti bahwa sikap menolak dari pihak ibu terhadap janin dalam kandungan akan diteruskan sesudak anak dilahirkan. Tetapi beberapa penelitian Geissler (1965)[5] di Jerman Timur dan Sears et al (1957) di Amerika menunjukkan bahwa lebih dari 90% jumlah ibu yang semula bersikap menolak, berubah mempunyai sikap yang positif terhadap anak sesudah dilahirkan.

B.    Periode Kelahiran dan Perkembangannya
1.      Teori mengenai Kelahiran
Kelahiran merupakan dorongan bagi para penulis untuk memberikan interpretasi-interpretasi bagaimana suatu fetus yang sama sekali tergantung tiba-tiba berubah menjadi seorang anak yang bebas (Portmann, 1961) seorang ahli Zoologi Swiss menyebutnya sebagai "Extrauterine Fruhjar". Menurut dia bahwa seseorang harus melewati suatu uterus sosial dalam perkembangan bukannya suatu kebetulan saja, melainkan memang dimaksudkan untuk memungkinkan pemenuhan tiga macam tugas perkembangan yang paling utama, yaitu : berdiri, berbicara, dan berfikir.
Gehlen mengemukakan mengenai manusia sebagai "Mangelwesen", artianya bahwa manusia dibandingan dengan hewan menyusui tingkat tinggi mempunyai kekurangan-kekurangannya. Bayi yang baru dilahirkan membutuhkan perlindungan, dia belum bisa apa-apa, ia sama sekali dalam keadaan tergantung.[6]
Rank seorang ahli psiko-analisis murid Freud mengemukakan mengenai "trauma kelahiran", artinya bahwa kelahiran bagi seorang anak merupakan suatu penghayatan yang dramatis, putusnya tali pusat tidak hanya berarti biologis putus, melainkan juga psikologis putus. Anak menjadi lepas dan tidak terlindung lagi. Jeritan pertama menunjukkan kecemasan yang alami.[7]
2.      Tahun Pertama setelah Kelahiran
Sesudah dilahirkan maka bayi menunjukkan banyak gerak reflekss. Dahulu orang berpendapat bahwa masa ini kurang ada perkembangan psikologis yang menarik karena anak hanya melakukan tingkah laku yang instinktif. Penelitian-penelitian dilakukan mengenai tingkah laku instinktif apa saja yang dilakukan anak pada hari-hari pertama sesudah dilahirkan. Untuk lebih jelas lihiatlah tabel di bawah ini :[8]
Umur bayi
Tahapan perkembangan (Aspek fisik, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
Hal yang disukai bayi
0-1 bulan
Menunjukkan perilaku pemicu kasih sayang, menangis, meringkuk, mendekut, Mengangkat kepala, Tangan terkepal erat, Menangis, mendengkur, tersenyum, menangis di saat tidur, penglihatan masih buram , Tidur, bangun, makan, secara tidak menentu, Tingkah lakunya lebih sering dilakukan secara refleks
Sentuhan kulit de-ngan kulit, digen-dong dengan ta-ngan, makan tan-pa dijadwal, me-ngadakan kon-tak mata, dan mende-ngar suara bunda
2 bulan
Terhubung secara visual dengan bunda
Lengan dan kaki relaks, kepala diangkat setinggi 45 derajat, kepala masih terhuyung bila digendong dalam keadaan duduk
Sebagian jari mulai membuka, mulai dapat menggenggam giring-giring
Ia bisa menjerit, membuat suara seperti sedang minum, dada berbunyi
Tersenyum dengan responsif, bisa membaca suasana hati orangtua, sibuk dengan ibu jarinya, mengadakan kontak mata, memerhatikan orang yang bergerak, menangis bila diturunkan dari gendongan
Mulai senang berkomunikasi, protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat. Membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau disusui
Digendong dalam kain gendongan, melihat ke arah yang bergerak, suka musik klasik, berbaring di dada ayah
3 bulan
Memainkan tangan
Lengan dan kaki digerakkan secara sempurna, dapat membuat gerakan bebas dan memutar
Kepala diangkat lebih tinggi dari punggung, kepala bisa diangkat tegak saat digendong
Berguling
Sudah bisa menggoyangkan giring-giring, bisa mengisap ibu jari
Membuat suara lebih keras, mulai tertawa
Bisa menyebabkan orang bereaksi dengan senyum, tangisan, dan bahasa tubuh
Bersandar di dada bunda, bermain dengan tangannya sendiri, menunjuk ke sesuatu yang bergerak
4 bulan
Bisa mengamati dengan akurat, sudah bisa mengangkat lengan ketika ingin digendong, tertawa geli bila digelitik
Bisa memeluk dengan dua tangan, menggenggam, memegang dada bunda
Mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap
Tahu bahwa orang dan benda memiliki nama (contohnya kucing)
Menyapa si pengasuh dan mengajaknya bermain, memainkan jemari, bermain dengan mainan bayi, menggelindingkan bola, posisi menghadap ke depan bila digendong
5 bulan
Meraih sesuatu dengan satu tangan
Berguling ke belakang, bisa melakukan posisi push-up, bisa mengjangkau jari kaki, mainan dapat dipindahkan dari tangan yang satu ke tangan lainnya dan ke mulut
Menengok ke arah orang yang berbicara, berusaha meniru suara-suara, tertarik pada warna, menggunakan tangan untuk mendorong bila ia sedang tidak mau diganggu
Mendorong dengan menggunakan kaki, memencet hidung bunda, menarik rambut, meraba dan menyembunyikan mainannya, duduk di kursi bayi dan bermain di pangkuan, bermain cilukba
6 bulan
Duduk sendiri, berguling-guling, berdiri dengan berpegangan
Menunjuk mainan, sudah bisa menjumput
Senang akan suaranya: berteriak, tertawa, menggeram, serta meniru sikap wajah dengan lebih baik
Lebih lama bermain
Bermain dengan balok-balok, membanting mainan, diayun-ayun, bila digendong posisinya berubah menjadi di pinggang
6-9 bulan
Merangkak, duduk tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri, menjumput denganibu jari dan telunjuk, makan sendiri (berantakan), menjatuhkan mainan
Terus merespon bila namanya disebut
Bergoyang seirama musik, bermain cilukba, memainkan makanan, permainan yang menggunakan kata-kata dan irama, menggelindingkan bola, tertarik pada objek kecil
9-12 bulan
Sering merangkak, dari duduk bisa menjadi merangkak sendiri, berkeliling di sekitar perabotan, berdiri tanpa berpegangan, langkah pertama masih kaku, belum tegap
Menggenggam erat, menunjuk dan mencongkel dengan jari telunjuk, menumpuk dan menjatuhkan balok-balok, menunjukkan dominasi tangan
Mengatakan â
œmama❠dan âœdada”, mengerti kata â˜tidakâ™, mengerti sikap tubuh seperti melambaikan tangan
Menunjukkan ingatannya akan kejadian yang baru berlalu, ingat letak mainannya ketika tertutupi
Berhenti menangis ketika bertemu bunda, menunjukkan kegelisahan akibat perpisahan
Bermain dengan wadah-wadahan: mencampur, mengisi, menimbun. Merogoh isi kantong ayah, mengamati diri sendiri di depan cermin, membanting dan mencocokkan tutup dengan wadah, menumpuk dua atau tiga balok


Dalam sumber yang lain juga dipaparkan beberapa tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam tahun pertama, yakni :[9]

Umur Bayi
Tahapan perkembangan (Aspek fisik, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
Bulan
Pertama:
Bayi yang baru lahir boleh melihat bayang-bayang. Dia boleh mengecam dan tertarik kepada bunyi. Dia akan tidur sepanjang hari.
Bulan
kedua:
Bayi akan menoleh ke arah bunyi dan menangis dengan nada yang berlainan untuk memberi isyarat lapar, kurang selesa atau seronok. Bayi boleh memegang benda-benda dengan sendiri dan bayi boleh juga berjaga pada waktu yang lebih lama. Dia juga boleh tidur sepanjang malam.
Bulan
ketiga:
Bayi mula mengukir senyuman dan mengagah. Dia kurang menangis dan tidur lebih nyenyak pada waktu malam. Bayi pada peringkat ini biasanya boleh menegakkan kepalanya ketika meniarap.
Bulan
keempat:
Bayi lebih giat dan suka bermain. Dia memilih waktu menyusu untuk bermain dan men cuba sesuatu. Pandangannya lebih tajam dan dia suka pada warna terang.
Bulan
kelima:
Berat badan lahirnya dua kali ganda dan dia lebih aktif. Dengan bertambah'llya penguasaan belakang dan otot kakinya membolehkan dia mengimbang dirinya dengan sendiri dan duduk dalam masa yang agak lama. Dia mula mencapai sesuatu benda, menyelaras mata dan pergerakan tangan.
Bulan
keenam:
Sekarang dia boleh duduk dengan mudah. Dia mula menunjukkan pergerakan yang akan membawa kepada merangkak. Dia juga mula menyebut beberapa bunyi.
Bulan
ketujuh:
Kebanyakan bayi sekarang sudah aktif merangkak, mereka juga boleh memegang sesuatu benda atau mengubah benda itu dari satu tangan ke satu tangan lagi. Makan secara sendiri boleh dimulakan. Gigi mula tumbuh pda waktu ini dengan munculnya salah satu batang gigi kacip rahang bawah. Bayi mula menye.but perkataan seperti "mama" atau "dada".
Bulan
kelapan:
Bayi mula berdiri, menggunakan sesuatu sebagai membantunya. Sekarang bayi anda bergerak dengan lebih baik, anda tidak harus meninggalkan benda-benda yang mungkin bahaya jika dimasukkan ke dalam mulutnya bertaburan.
Bulan kesembilan:
Sekarang kebanyakan bayi pandai merangkak. Mereka cuba berdiri dengan sendirinya dengan sokongan sebelah tangan. Mula memahami arahan ataupun perkataan mudah.
Bulan kesepuluh:
Bayi mula berjalan sekiranya kedua-dua belah tangannya dipegang. Dia menyambungkan perkataan dengan gerak-geri dan mengulangi perkataan atau bunyi berkali-kali.
Bulan kesebelas:
Seorang bayi mung kin dapat berdiri dari keadaan duduk menjelang waktu ini. Apabila berdiri dia boleh menoleh ke kiri atau ke kanan. Dia boleh duduk bertinggung untuk mengambil sesuatu benda dan mula mengawal pergerakan sudu dari tangan ke mulutnya. Sekarang dia boleh bertutur beberapa patah perkataan yang boleh difahaminya.
Bulan
kedua belas:
Sekarang bayi itu bersiap sedia untuk melakukan langkah yang pertama. Kadang-kadang dia boleh berjalan digabungkan dengan gerakan lain seperti melambai atau membawa barang. Dia boleh memanjat katilnya atau kandang permainannya.

Sebagai orang tua hal penting yg harus anda sadari adalah bahwa kemampuan motor kasar setiap anak berbeda. Memang sebagian besar anak sudah dapat berjalan pada usia 12 bulan, misalnya. Akan tetapi bukan tindak mungkin ada anak yg sudha dapt berjalan dengan baik saat berusia 8 bulan, atau sebaliknya, ada anak yg baru dapat berjalan pada usia 14 bulan. Yang penting anda amati dalam fase berjalan ini adalah, anak banyak melatih dirinya sendiri sebelum belajar berjalan. Misalnya saja di usia 10 bulan ia sudah dapat melangakkan kakinya sambil tangannya anda pegang (fase latihan berjalan). Itu artinya ia memiliki kemampuan untuk dapat berjalan. Hanya saja, mungkin ia membutuhkan waktu lebih banyak dari anak lainnya untuk sampai pada tahap proses berjalan tanpa bantuan.
Memang hal yg sulit untuk membedakan apakah perkembangan motor kasar si kecil sudah termasuk mnormal atau tidak, karna laju perkembangan setiap anak berbeda. Yang penting bagi anda adalah, memantau perkembangan motor anak, apakah terlambat atau sesuai jadwal. Bila ada keterlambatan maka hal inilah yg perlu diperhatikan dengan seksama. Karena ada kemungkinan jika perkembangan motor anak sudah terlambat sejak awal, maka keterlambatan itu akan merembet pada perkembangan motor lainnya. Misalnya saja bayi berusia 5 bulan masih mengepalkan tangannya saat digendong dan membanting-bantingkan dirinya ke belakang, curigailah bawah hal ini bukan keterlambatan yg normal.[10]



a. Perkembangan Motor Terlambat
Sebenarnya anda dapat mendeteksi keterlambatan motorik aksar anak. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1) Bayi terlalu kaku atau terlalu lemah
Perhatikanlah apabila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat diangkat saat digendong. Ini menunjukkan motorik aksar si kecil terlalu lemah.
2) Gerak anak kurang aktif
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya pada usia 6 bulan belum dapat tengkurap.


b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap anak
1) Ukuran kepala abnormal
Anak yg kepalanya terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan dengan anak sebayanya. Misalnya kasus Hidrosefalus (cairan menimbun dalam otak) atau mikrosefalus (kepala kecil akrena otak tidak tumbuh dengan maksimal).
2) Proses persalinan tidak mulus
Proses kelahiran sulit misalnya persalinan macet (bayi tidak dapat keluar sehingga bayi tidak langsung menangis) ini juga dapat mengganggu perkembangan motor kasar si kecil.



c. Penyebab keterlambatan motor kasar.
Penyebab ketelambatan motor kasar, menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti Celebral Palsy (gangguan sistem motorik yg disebabkan oleh kerusakan bagian otak yg mengatur otot-otot tubuh), perdarahan otak, benturan (trauma) kepala yg berat, adanya kelainan sumsum tulang belakang, penyakit saraf tepi, atau Poliomielitis yg menyebabkan kelumpuhan, dan terakhir Distrofia Muskulorum atau penyakit otot.


d. Faktor pengahambat lainnya.
Selain berbagi penyebab keterlambatan motorik kasar anak, ada juga faktor-faktor yg dapat mengahambat motorik aksar anak, yaitu :
Trauma di kepala, misalnya akibat kelahiran yg sulit Anak yg memiliki intelegensia rendah Kelahiran prematur
Anak kekurangan gizi sehingga otot-otot tubuhnya tidak berkembang dengan baik dan ia tidka memiliki tenaga yg cukup untuk melakukan aktivitas. Anak yg sangat behati-hati ketika belajar berjalan. Anak takut jatuh atau cedera, padahal ia sudah dapat berjalan sambil dipegang tangannya. Tetapi kalau pegangannya lepas si kecil akan mogok berjalan dan langsung duduk.
Orangtua yg terlalu protekftif (melindungi) sehingga menghambat anak untuk melatih ketrampilan motorik kasarnya.

e. Cara Mengatasi Keterlambatan
Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motor kasar si kecil, harus segera ditelusuri penyebabnya sebelum menentukan apa yg harus dilakukan. Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh (terhadap jenis kelamina anak) atau orangtua yg terlalu protekftif, maka pertama-tama yg harus diubah adalah sikpa orang tua. Orang tua harus membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidka membahayakan si kecil. Dengan upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan motor kasarnya.
Tetapi kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Berbagai kelainan tersebut misalnya otot yg tidak berkembang secara optimal atau karena adanya gangguan saraf tepi, kelainan sumsum tulang belakang, kurangnya tenaga untuk beraktivitas, ukuran kepala bayi yg abnormal serta kerusakan susunan saraf pusat. Melalui berbagai pemeriksaan dokter dapt mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
Selain kedua hal di atas masalah keterlambatan perkembangan motor kasar si kecil dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yg terjadi tata laksana yg dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain melalui fisioterapi. Fisioterapi dapat menajdi salah satu alternatif jalan keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan motor kasarnya diharapkan berkembang optimal.
Untuk menjadi manusia yg sempurna sejak dalam kandungan bayi mengalami proses tumbuh kembang yg kompleks. Dan hal ini berlangsung tahp demi tahap seiring dengan bertambahnya usia seorang anak. Bisa saja tahapan perkembangan motor anak tidak sesuai dengan perkembangan normal.
Karena pertumbuhan dan perkembangan setiap anak memang tidak sama, tetapi seperti diketahui, keterlambatan ini ada yg tergolong normal, sebaliknya ada yg tidak. Bila masih tergolong normal dengan lingkungan yg mendukung atau rangsangan yg tepat maka keterlambatan ini bisa dikejar. Tapi bila keterlambatannya karena suatu kelainan maka anak harus mendapat penanganan yg tepat.

Oleh karena itu disinilah peran penting orang tua untuk memantau dan memperhatikan perkembangan anak tahap demi tahap. Dengan demikian bila ada kelainan dapat segera diketahui dan ditangani secara cepaat dan tepat.

3.      Tahun Kedua setelah Kelahiran
Tahap perkembangan pada periode tahun kedua ini setelah kelahiran merupakan tahap penyempurnaan dari tahap pertama. Sebagai bahan pertimbangan akan kami perlihatkan tabel perkembangan bayi pada tahun kedua setelah kelahiran sebagai berikut :

Umur bayi
Tahapan perkembangan (Aspek fisik, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama)
Hal yang disukai bayi
12-15 bulan
Berjalan
Menggunakan peralatan seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih gampang dipakaikan baju
Mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti, mengenali nama dan menunjuk ke orang yang ia kenal, tertawa saat melihat gambar lucu
Mulai mempelajari cara mencocokkan sesuatu
Mendorong dan menarik mainan ketika berjalan, melempar bola, permainan dengan menyentuh, mengosongkan laci dan mengam-bil isinya, menje-lajahi bahu ayah, berbicara pada mainan, meniru suara binatang
15-18 bulan
Mengerti bahasa sederhana, mengendarai mainan beroda empat, mencoba menendang bola walau sering meleset, membuka laci, menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi makanan berkuah
Mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti
Mengamati bermacam bentuk, mengenali gambar di buku
Berlari walau kadang-kadang terjatuh
Mendorong kereta mainan, menge-tukkan palu karet mainan, melaku-kan permainan bagian-tubuh âœmana Hidungâ, menari seirama dengan musik, memutar dan menekan kenop, bermain cilukba dan berkejaran
18-24 bulan
Lancar berjalan dan berlari, bisa memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu, menaiki tangga tanpa bantuan
Mengerti bahasa sehari-hari
Membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk di kursi tanpa bantuan
Mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti
Mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis, mengerti dua perintah sekaligus
Menarik kereta mainan, membantu di dalam rumah, berjungkir balik, berdiri di atas pijakan, menggunakan rak, meja, dan kursinya sendiri untuk bermain, âœmembaca❠buku bergambar sambil membalik-balik halaman

 


BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN


A.    Simpulan
Pemaparan demi pemaparan yang telah kami tulis dalam makalah ini merupakan hal yang bisa dikatakan lumrah yang dilalui oleh umumnya manusia sebagai makhluk yang dapat berkembang. Untuk itu dalam makalah ini dapat kami ambil kesimpulan-kesimpulan yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1.       Periodesasi perkembangan manusia terjadi akibat proses biologis hidup yang dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan.
2.       Perkembangan manusia merupakan sebagian kecil daripada bagian lain dari mahkluk hidup di dunian ini yang juga melakukan perkembangan sebagai hukum alam yang telah ditentukan oleh Tuhan sang Pencipta.
3.       Tahapan dan juga pengaruh perkembangan bayi bukan hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam saja, melainkan faktor luar ; termasuk lingkungan, obat-obatan, dan juga ibu dari si bayi.
4.       Dalam periodesasi perkembangan bayi dari hari, bulan, dan tahun memerlukan perhatian yang ekstra baik dari ayah maupun dan ibunya.

B.    Saran
Sebagai pertimbangan dalam makalah ini kami juga mengetengahkan beberapa saran-saran yang mungkin bisa dipetik sebagai bahan acuan dalam proses periodesasi perkembangan manusia, khususnya sejak bayi dalam kandungan sampai kelahiran umur 2 tahun, yang diantaranya sebagai berikut :
1.      Sebagai seorang ibu dalam masa kehamilan hendaknya menjaga berbagai pengaruh yang mungkin dapat mempengaruhi perkembangan si bayi, baik pengaruh dari luar maupun dari dalam.
2.      Adanya koordinasi dan saling bekerjasama antara si ayah dan si ibu dalam masa perkembangan si bayi

BAB V
PENUTUP


Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tanpa halangan suatu apapun sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan yang diampu oleh Dosen yang terhormat Ibu Asma'ul Husna, S.Ag.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan beliau yang telah memberikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai ilmu psikologi khususnya yang berkaitan perkembangan. Selain itu buku-buku referensi juga kami pakai sebagai penguat makalah ini, yang mana nantinya semoga dapat bermanfaat untuk kami pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini juga tidak lepas dari peran para pembaca yang dengan rendah hati kami meminta sebuah kritik dan sarannya sebagai bahan penyempurnaan, sehingga dapat memperbaiki dan menjadikan kepastian (valid) data-data dalam makalah ini.
Demikian kiranya yang dapat kami ketengahkan dalam makalah ini, semoga dalam pembahasan ini dapat menjadikan manfaat bagi kita sekalian. Amin.

DAFTAR PUSTAKA


Bonus buklet majalah Ayahbunda 2002
Edaran Salindah.com Ahad, 18 Mei 2008 | 12 Jamadil Awal 1429 Hijrah
F.J. Monks, A.M.P. Knoers & Haditono, Siti Rahayu. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. 1966. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Geissler, A. Die Einstellung von Frauen zur Schwangerschaft und zum Kind. dalam Psychologie als gesselschaft liche Produktivkraft. Berlin: V.E.B. Deutscher Verlag der Wissenschaften, 1965
Gehlen, A. Der Mensch. Seine Natur und seine Stellung in der Welt. Berlin: De Gruyter, 1941
Jaffe, D.T. & Alman, L.R. (eds) Reading in adult psychology: contemporary perspectives. London: Harper & Row, 1977.
Knoers, A.M.P. Leren en ontwikkeling. A continuing story, Indo, Tijdschrift voor Onderwijswetensch, 16, 45-60, 1985
Muchow, H.H. Jugend und Zeitgeist. Hamburg: Rowohlt, 1962
Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Cet. 17
Rank, O. Das Trauma der Geburt. Wien. 1942.
Sumber dari Majalah Info Bunda Tahun 2008
Werner, H. Einfahrung in die Entwicklungspsychologie. Munchen: J.A. Barth, 1959

No comments:

Post a Comment