Makalah KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
MADRASAH ALIYAH ( MA )
Karakteristik Pendidikan Madrasah Aliyah (MA) - Kumpulan Contoh Makalah
A. Sejarah dan landasan
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat, sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan di masyarakat, baik
menyangkut ekonomi, sosial maupun budaya. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat
akan pendidikan, sebenarnya merupakan tantangan bagi institusi pendidikan untuk
memberikan jawaban atau solusi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat.
Atas dasar itu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan termasuk yang diselenggarakan oleh madrasah mesti dilakukan secara konprehensip yaitu mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, terkait dengan aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan dan seni.
Pendidikan madrasah lahir sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional serta peraturan pemerintah sebagai pelaksanaanya, dijelaskan bahwa pendidikan madrasah khususnya Aliyah (MA) merupakan bagian dari system pendidikan nasional yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu; dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuainnya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
Atas dasar itu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan termasuk yang diselenggarakan oleh madrasah mesti dilakukan secara konprehensip yaitu mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, terkait dengan aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan dan seni.
Pendidikan madrasah lahir sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional serta peraturan pemerintah sebagai pelaksanaanya, dijelaskan bahwa pendidikan madrasah khususnya Aliyah (MA) merupakan bagian dari system pendidikan nasional yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu; dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuainnya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
B. Tujuan
Penyelenggraan pendidikan madrasah Aliyah (MA) setingkat dengan pendidikan umum
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia; mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis; menguasai
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi; memiliki dan etos budaya kerja; dan
dapat memasuki dunia kerja atau dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan
kata lain tujuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) adalah memproduk lulusan yang
bisa masuk ke perguruan tinggi umum dan Agama serta dapat diterima bekerja
sesuai dengan kebutuhan pasar.
Sebagai implementasi dari tujuan tersebut kenudian dijabarkan dalam bentuk
kompetensi lulusan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Untuk kompetensi
lulusan Madrasah Aliyah dapat dilihat sebagai berikut :
• Berprilaku dalam kehidupan sosial sehari-hari sesuai dengan ajaran agama
Islam; menalankan hak dan kewajiban; berfikir logis dan kritis terutama dalam
memecahkan masalah, kreatif dalam berkarya; beretos kerja secara produktif;
kompetitif, kooperatif dan mmpu memanfaatkan lingkungan secara bertanggung
jawab.
• Menginternalisasi nilai agama dan nilai dasar humaniora yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat serta menunjukan sikap kebersamaan dan saling menghargai
dalamidupan yang pluralis.
• Memiliki wawasan kebangsaan dabn bernegara
• Berkomunikasi secara verbal baik lisan maupun tertulis sesuai dengan
konteknya melalui berbagai media termasuk teknologi imformasi
• Memanfaatkan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki untuk hidup di
masyarakat
• Memanfaatkan pengetahuan dan kecakapan melalui belajar secara mandiri dalam
rangka membangun masyarakat belajar
• Gemar berolah raga dan menjaga kesehatan, mebangun ketahanan dan kebugaran
jasmani
• Berekpresi dan menghargai seni dan keindahan
• Mengmbangkan pengetahuan dan keterampilan akademik ( kerangka dasar dan
struktur kurikulum 2004 untuk MA ).
C. Filosofi
Landasan filosofi dalam pengembangan kurikulum selalu menjadi pijakan utama
dalam mendisain sebuah kurikulum disamping landasan yang lainya yaitu
psikologi, sosial budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi. Donald Butler dalam (Nana Shaodhih :1988:44)
berpendapat „ filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktek
pendidikan, sedang praktek pendidikan memberikan bahan-bahan bagi
pertimbangan-pertimbangan filosofis“.
Atas dasar itu, maka landasan filosofi dalam rancangan kurikulum pendidikan
madrasah Aliyah (MA), tidak terlepas dari filsafat pendidikan. Langgulung dalam
(Muhaimin, 1998:185) menyatakan bahwa ada 6 asas yang menjadi landasan tegaknya
aktivitas pendidikan, yaitu asas historis, asas sosial, asas ekonomi, asas
politik, asas psikologis, dan asas filsafat. Dari keenam asas tersebut,
selanjutnya dikatakan bahwa landasan filosofis pendidikan merupakan salah satu
persoalan fondasional, yang berusaha memberikan kemampuan memilih yang lebih
baik, memberi arah suatu sistem, mengontrolnya, dan memberi arah kepada kelima
asas yang lain. Tidak jauh berbeda dengan pendapat tersebut, Nasution (1990)
mengemukakan setidaknya ada empat dasar yang harus dijadikan pertimbangan dalam
pengembangan Kurikulum, yaitu (1) dasar filosofis, yang mencakup filsafat suatu
negara dan tujuan pendidikan; (2) psikologis, yang mencakup ilmu jiwa belajar
dan ilmu jiwa perkembangan; (3) dasar sosiologis, yang mencakup nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat dan juga kebutuhan-kebutuhan masyarakat; serta
dasar organisatoris, yang mencakup masalah pengorganisasian kurikulum. Dari
keempat dasar tersebut, dasar filosofis juga merupakan dasar yang fondamental
dalam pengembangan kurikulum karena menjiwai seluruh aktivitas pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum.
Pendapat senada dikemukakan juga oleh Muhammad Ansyar (1989:8-10) bahwa ada tiga prinsip yang menjadi landasan berdirinya sebuah kurikulum yaitu
1) Dasar psikologis, yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan kebutuhan anak didik ( the ability and needs of children).
2) Dasar sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan dari masyarakat ( the legitimate demands of society). 3) Dasar Filosofis, digunakan untuk mengetahui keadaan alam semesta tempat kita hidup ( the kind of universe in which we live).
Pendapat senada dikemukakan juga oleh Muhammad Ansyar (1989:8-10) bahwa ada tiga prinsip yang menjadi landasan berdirinya sebuah kurikulum yaitu
1) Dasar psikologis, yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan kebutuhan anak didik ( the ability and needs of children).
2) Dasar sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan dari masyarakat ( the legitimate demands of society). 3) Dasar Filosofis, digunakan untuk mengetahui keadaan alam semesta tempat kita hidup ( the kind of universe in which we live).
Dengan demikian
maka, landasan filosofis merupakan landasan yang fondamental dalam pelaksanaan
dan pengembangan kurikulum. Tentu saja setiap negara mempunyai dasar filsafat
yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk mempertahankan dan melestarikan
nilai-nilai, cita-cita, atau ide-ide yang merupakan ajaran filsafat tersebut,
ia harus diwariskan kepada generasi berikutnya, yaitu anak didik , khusunya
melalui lembaga pendidikan.
D. Karakteristik Madrasah Aliyah
Kurikulum Madrasah Aliyah memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri,
sehingga dalam kontek kurikulum perlu menampakan karakteritik tersebut. Oleh
karena itu perumusan dan pengembangan kurikulum madrasah Aliyah menjadi suatu
hal yang sangat penting. Di satu sisi kurikulum tersebut harus memiliki
relevansi dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, sisi lain madrasah Aliyah harus mencerminkan jati dirinya
sebagai satuan pendidikan yang merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
nasional. Kerakteristik tersebut dapat dilihat pada aspek :
1. Peserta didik (seperti apa inputnya)
Peserta didik Madrasah Aliyah dalam kedudukannya sebagai siswa, dipandang oleh
sebagian besar ahli psikologi sebagai individu yang berada pada tahap tidak
jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Usia ini biasanya
berkisar antara 13 tahun s/d 21 tahun masa ini sering disebut masa puber dan
adolesen, artinya priode transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa orang
dewasa. Masa ini ditandai dengan : (a) timbulnya sturm und drang dalam hidup
kejiwaannya, (b) timbulnya pikiran yang realistis dan kritis, (c) timbulnya
gejala sikap meragukan terhadap kebenaran agama ( ongeloef ) namun sikap
demikian oleh banyak ahli dianggap sebagai mukadimah bagi timbulnya keimanan
yang sebenarnya (geloef), (d) timbulnya konplik batin dalam menghadapi realitas
kehidupan. Konplik demikian disebabkan oleh perkembangan pikiran sendiri, oleh
karena prustasi, karena etik kesusilaan, (e) merupakan transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, Arifin (1995: 215).
Secara umum meraka (siswa madrasah Aliyah ) dikategorikan masa remaja, dimana
pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang bersifat universal, seperti :
Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik
dan psikologis, Perubahan tubuh, minat dan peran yang yang diharapkan oleh
kelompok social untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru, berubahnya minat dan
pola prilaku dan nilai-nilai, sebagian besar remaja bersikaf mendua (ambivalen)
terhadap setiap perubahan., Kurikulum Depag ( 2004:5). Dari tanda-tanda masa
remaja di atas, pada akhirnya akan berdampak sekaligus mempengaruhi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan: (a) Aspek kecerdasan (kognitif), yaitu berkaitan
dengan kemampuan berfikir, mengingat sampai mampu memecahkan masalah. Kemampuan kognitif termasuk ( pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. (b) Aspek perasaan
(afektif) yaitu kemampuan yang berhubungan dengan perasaan,emosi, system nilai
dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Adapun ruang lingkup aspek ini meliputi, ( pengenalan/penerimaan, pemberian
respon, penghargaan terhadap nilai, pengorganisasian dan pengamalan). (c) Aspek
ketrampilan (psikomotor), yaitu berkaitan dengan ketrampilan motorik
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi
antara syaraf dan otak. Kemampuan ini termasuk ( meniru, memanipulasi, akurasi
gerak, artikulasi dan naturalisasi atau otonomisasi), Kurikulum Depag (2004: 6)
2. Aspek tujuan
Mempersiapkan peserta didik untuk berakidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan
syari’at-Nya, menyatu di dalam tauhid, berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan
luas, berketerampilan tinggi yang tersimpul dalam “bashthotan fil ‘ilmi wal
jismi’ sehingga sanggup siap dan mampu untuk hidup secara dinamis dilingkungan
negara bangsanya dan masyarakat antar bangsa dengan penuh kesejahteraan dan
kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi. Dalam mencapai arah dan tujuan itu, bentuk
kurikulum yang diberikan adalah kurikulum pendidikan Islam secara komprehensif
dan modern yang selalu sensitif dan tanggap terhadap perkembangan zaman.
Spesifikasi dan ciri khasnya adalah penguasaan Al-qur’an secara mendalam,
terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar bangsa yang dominan,
berpendekatan ilmu pengetahuan, berketerampilan teknologi dan fisik, berjiwa
mandiri, penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa,
berdisiplin tinggi serta berkesenian yang memadai.
3. Aspek materi pelajaran
Mata pelajaran yang diprogramkan dimadrasah Aliyah ini meliputi aspek spiritual
(keagamaan), kemasyarakatan, budaya, seni dan teknologi. mengajarkan ilmu-ilmu
Agama, termasuk di dalamnya bahasa Arab sebagai alat mutlak untuk membaca
kitab-kitab pelajarannya. Karena itu, semua pelajaran Agama dan bahasa Arab
menjadi pelajaran pokok.. Pendidikan
madarsah Aliyah termasuk lembaga pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan
pendidikan Islam atau pendidikan pesantren. Oleh karena itu secara umum lembaga
pendidikan Islam mempunyai karakteristik ( Langgulung: 1979) sebagai berikut :
• Menonjolnya tujuan agama dan akhlak
• Maksudnya : baik tujuan, materi, metode, alat dan tekhnik bercorak agama dan
segala yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak
didasarkan pada al-Qur’an dan as-Sunnah serta peninggalan orang-orang terdahulu
yang saleh.
• Bersipat konprehensip
Kurikulum yang betul-betul mencerminkan, semangat pemikiran yang menyeluruh.
Hal ini terlihat dalam perhatiannya pada pengembangan dan bimbingan peserta
didik dilihat dari segi intelektual, psikologis, sosial dan spiritual.
• Adanya keseimbangan
Apa yang dipelajari, dipahami dan dikembangkan oleh peserta didik di lembaga
madrasah tidak terlepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna
dari lulusan. Oleh karena itu kurikulum madarasah tidak hanya muatan yang
terkait dengan persoalan akhirat saja, akan tetapi termasuk persoalan dunia.
Sehingga out put yang dihasilkan nanti tidak saja segi agama yang menonjol akan
tetapi ilmu keduniawianpun dikuasai.
• Kecenderungan pada seni halus, terkait dengan aktivitas pendidikan jasmani,
latihan militer, pengetahuan tekhnik, latihan kejuruan, bahasa asing dan
sebagainya. Sehingga dari segi bakat, perasaan keindahan peserta didik
dikembangkan.
• Penyesuaian kurikulum dengan kemampuan dan perbedaan peserta didik, tuntutan
masyarakat, perubahan yang ditimbulkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi.
Lebih jauh Hasan Langgulung (1979) menulis tentang prinsip-prinsip yang manjadi
dasar dalam kurikulum pendidikan Islam yaitu :
• Pertautan yang sempurna dengan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama. Oleh
karena itu setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan,
materi metode mengajarcara-cara perlakukan harus berdasar pada agama dan akhlak
Islam.
• Menyeluruh (universal) pada tujuan dan ruang lingkup materi kurikulum.
Terkait dengan pembinaan akidah, akal, jasmani, perkembangan spiritual,
kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik termasuk ilmu-ilmu agama,bahasa,
kemanusioaan, fisik,praktis, profesional, seni rupa dan lain-lain.
• Keseimbangan yang relatif antara dan kandungan atau isi kurikulum.
• Perkaitan dengan bakat, minat kemampuan dan kebutuhan peserta didik begitu
juga dengan alam sekitar fisik dan sosial dimana peserta didik berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat.
• Pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual peserta didik, dalam hal minat,
bakat, kemampuan dan kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan di masyarakat.
• Perkembangan dan perubahan. Artinya kurikulum pendidikan Islam itu, siap untuk
manerima dan melakukan suatu perubahan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
ilmu dan teknologi.
• Pertautan materi pelajaran dengan berbagai pengalaman, kebutuhan peserta
didik, masyarakat, sesuai dengan tuntutan jaman.
Apabila suatu kurikulum dapat dirumuskan atas prinsip-prinsip di atas maka,
sudah pasti sekolah atau madrasah itu akan mampu menghasilkan manusia paripurna
yaitu manusia yang dalam hidupnya selalu didasarkan atas iman dan takwa kepada
Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati, Arifin (2003:87)
Materi pelajaran berorentasi pada subject-centered sekaligus student-centered.
Subject-centered mempertimbangkan materi (tema dan topik) yang sesuai dengan
pendidikan Islam. Tujuan yang ingin diharapkan adalah dapat memahani anak usia
sekolah menengah agar secara psikologis mampu hidup, belajar, dan tumbuh dewasa
sebagaimana yang diharapkan meskipun dalam suasana yang tidak kondusif
sekalipun. Kedewasaan yang diharapkan yaitu dapat membangun sikap yang
menghargai aturan dan norma positif dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan
student-centered mengacu pada pertimbangan kondisi peserta didik, termasuk
bagaimana agar mereka memiliki minat dan daya tarik untuk mempelajari materi
pendidikan Islam yang dituangkan dalam kurikulum. Student-centered juga
menempatkan peserta didik sebagai subjek yang berpotensi dan mampu berfikir dan
bersikap melalui proses pembelajaran yang interaktif dan demokratis.
No comments:
Post a Comment